KOMPUTER
“E-LEARNING”
Disusun Oleh :
NAMA :
Wayan Suka Arsana Putra
Nim
:1504411142
FAKULTAS TEKNIK KOMPUTER
UNIVERSITAS
COKROAMINOTO PALOPO
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “E-LEARNING” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan
tugas mata kuliah “PENGETAHUAN
KOMPUTER”. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk
memahami mata kuliah tersebut secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna
untuk mahasiswa pada umumnya.
Kami telah berusaha
semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini, dan kami mengarapkan saran
serta kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. Terimakasih.
\
Palopo, Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
SAMPUL ……………………………………………….. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………. Ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………… 1
1.1 LATAR BELAKANG …………………………………… 1
1.2 RUMUSAN
MASALAH.............................................. 2
1.3 TUJUAN.................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................... 3
2.1 PENGERTIAN DAN SEJARAH
PERKEMBANGAN
E-LEARNING.............................................................................. 3
2.2. FUNGSI DAN TUJUAN
E-LEARNING................................... 7
2.3 KARAKTERISTIK DAN MANFAAT
ELEARNING.............. 10
2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
E-LEARNING............. 13
2.5. METODE PENYAMPAIAN
E-LEARNING............................. 16
BAB III
PENUTUP.................................................................................... 18
3.1 KESIMPULAN............................................................................. 18
3.2. SARAN......................................................................................... 18
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dunia Pendidikan telah
mengalami kemajuan pesat seiring dengan kemajuan Teknologi Informasi.
Akibatnya, metode pendidikan lama atau konvensional dirasakan menjadi kurang
efektif karena terbentur masalah ruang dan waktu. Dan Teknologi Informasi
menawarkan metode pendidikan baru yang dinamakan metode E-Learning.
Sistem pembelajaran
elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning)
adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar
dan konsekuensi logis dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu
duduk dengan manis di ruang kelas untuk
menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara
langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran,
dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program
pendidikan.
E-learning merupakan
salah satu bentuk metode pembelajaran yang dipersepsikan bersifat student
centered. Pemanfaatan e-learning diharapkan dapat memotivasi peningkatan
kualitas pembelajaran dan materi ajar, kualitas aktivitas dan kemandirian
mahasiswa, serta komunikasi antara dosen dengan mahasiswa maupun antar mahasiswa.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang masalah diatas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa dan bagaimana
pengertian serta sejarah perkembangan E-learning?
2. Apa fungsi dan tujuan
E-learning?
3. Apa karakteristik dan
manfaat E-learning?
4. Apa kelebihan dan
kekurangan E-learning?
5. Apa dan bagaimana metode
penyampaian E-learning?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan
makalah ini yaitu
1. Memahami pengertian
E-learning serta sejarah perkembangannya,
2. Memahami fungsi dan
tujuan E-learning,
3. Memaham karakteristik
dan manfaat E-learning,
4. Memahami kelebihan dan
kekurangan E-learning, dan
5. Memahami metode
penyampaian E-learning.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
DAN SEJARAH PERKEMBANGAN E-LEARNING
2.1.1 Pengertin
E-Learning
E-learning merupakan
singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses
belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai
sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba
menguraikan pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya :
1. Menurut Allan J.
Henderson, e-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi
komputer, atau biasanya Internet (The e-learning Question and Answer Book,
2003).
2. Henderson menambahkan
juga bahwa e-learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di
tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran
di kelas.
3. William Horton
menjelaskan bahwa e-learning merupakan pembelajaran berbasis web (yang bisa
diakses dari Internet).
E-Learning berasal
dari perpadanan dua kata yakni ‘e’ dan ‘learning’. ‘e’ merupakan singkatan dari electronic dan
learning adalah pembelajaran. Jadi E-Learning atau elektornik
learning adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan memanfaatkan fungsi
internet dalam kegiatan pembelajaran dengan menjadikan fasilitas elektronik
sebagai media pembelajaran.
E-learning dalam arti
luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet)
baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah
pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah
diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait
(pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini
biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada
karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan
perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak
dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.
E-learning bisa juga
dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya
melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan
perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau
keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
Komponen yang membentuk
e-Learning adalah:
1. Infrastruktur
e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC),
jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya
peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning
melalui teleconference.
2. Sistem dan Aplikasi
e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar
mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten,
forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur
yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat
lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS
banyak yang opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah
untuk dibangun di sekolah dan universitas kita.
3. Konten e-Learning:
Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management
System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content(konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks
seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System
(LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas
cukup aktif bergerak dengan membuat banyak kompetisi pembuatan multimedia pembelajaran. Pustekkom juga mengembangkan edukasi.net yang mem-free-kan multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA
dan SMK. Juga mari kita beri applaus ke pak Gatot (Biro PKLN) yang
mulai memberikan insentif dan beasiswa untuk mahasiswa yang mengambil
konsentrasi ke Game Technology yang arahnya untuk pendidikan. Ini langkah
menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi konten.
Sedangkan Actor yang ada dalam
pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar
konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang membimbing, siswa yang menerima bahan ajar
dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.
2.1.2 Sejarah dan
Perkembangan E-learning
E-pembelajaran atau
pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitasIllinois di Urbana-Champaign
dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted
instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning
dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1990 : Era
CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning
yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi
dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov,
mpeg-1, atau avi.
2. Tahun 1994 :
Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam
bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
3. Tahun 1997 : LMS
(Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet,
masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi
yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak ,
dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS.
Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi
masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar.
Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline
Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
4. Tahun 1999 sebagai tahun
Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning
berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun
administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs
informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan
multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai
pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
2.2 FUNGSI
DAN TUJUAN E-LEARNING
2.2.1 Fungsi
E-learning
Ada tiga fungsi
pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di kelas (classroom
instruction), yaitu sebagai tambahan (suplemen) yang sifatnya
pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi).
a. Suplemen
Dikatakan berfungsi
sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah
akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini,
tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi
pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b. Komplemen
Dikatakan berfungsi
sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk
melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di kelas. Sebagai komplemen
berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi
penguatan (reinforcement) atau remedial bagi peserta didik di dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan
sebagai pengayaan (enrichment), apabila kepada peserta didik yang dapat
dengan cepat menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara
tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi
pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka.
Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap
materi pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas. Dikatakan sebagai program
remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi
pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka.
Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang
disajikan guru di kelas.
c. Pengganti (substitusi)
Beberapa perguruan
tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan
pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswa-nya. Tujuannya agar para
mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai
dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa.
Ada 3 alternatif model kegiatan
pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu:
sepenuhnya secara tatap
muka atau konvensional,
sebagian secara tatap
muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan
sepenuhnya melalui
internet.
Alternatif model
pembelajaran mana pun yang akan dipilih peserta didik tidak menjadi masalah
dalam penilaian, karena ketiga model penyajian materi perkuliahan mendapatkan
pengakuan atau penilaian yang sama. Jika mahasiswa dapat menyelesaikan program
perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui
internet, atau bahkan melalui perpaduan kedua model ini, maka institusi
penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang sama. Keadaan yang
sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu mahasiswa untuk mempercepat
penyelesaian perkuliahannya.
2.2.2 Tujuan E-Learning
Penggunaan metode
belajar e learning di Indonesia mulai digunakan di beberapa di sekolah ataupun
universitas yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Tujuan pembelajaran
E-Learning adalah :
1. Siswa atau mahasiswa
dapat belajar mandiri tanpa harus bertatap muka langsung denga guru atau dosen
yang bersangkutan. Contoh universitas yang memilih metode pembelajaran
E-Learning sebagai metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar
sehari-hari yaitu Universitas Terbuka (UT) yang berdomisili di Pamulang,
Tangerang, Banten.
2. Siswa atau mahasiswa
mendapatkan materi pembelajaran mereka tanpa harus membeli buku aslinya.
Materi pembelajaran
mereka ada di dalam E-Book dan E-Book ada di dalam sebuah CD atau DVD. E-Book
tersebut nantinya akan berisi materi-materi yang sesuai dengan kurikulum siswa
atau mahasiswa tersebut. Maka dengan adanya ebook bisa menghemat siswa dalam
biaya pembelian buku-buku sekolah ataupun kuliah.
2.3 KARAKTERISTIK DAN
MANFAAT E-LEARNING
2.3.1 Karakteristik E-Learning
1. Memanfaatkan jasa
teknologi informasi dan komunikasi berupa internet sehingga penyampaian pesan
dan komunikasi guru dan siswa secara mudah dan cepat.
2. Memanfaatkan media
komputer seperti jaringan komputer (computer networks atau digital media).
3. Menggunakan pendekatan
pembelajaran mandiri. Dengan menggunakan e-learning, pembelajar dituntut untuk
melepaskan ketergantungannya terhadap pembelajar karena pembelajaran tidak
dilakukan secara langsung.
4. Materi pembelajaran
dapat disimpan di komputer.
5. Memanfaatkan komputer
untuk proses pembelajaran dan juga mengetahui hasil kemajuan belajar,
administrasi pendidikan, serta untuk mengetahui informasi yang banyak dari
berbagai sumber informasi.
6. Memanfaatkan jadwal
pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan
dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di computer.
2.3.2 Manfaat e-learning
Manfaat E-learning diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan interaksi
pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance
interactivity).
Apabila dirancang secara cermat,
pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik
antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik,
maupun antara peserta didik dengan bahan belajar. Hal tersebut berbeda dengan
pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi.
Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional,
kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi
atau bertanya jawab sangat terbatas.
b. Memungkinkan terjadinya
interaksi pembelajaran darimana dan kapan saja (time and place flexibility).
Mengingat sumber belajar yang sudah
dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui
internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar
ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan
pembelajaran, dapat diserahkan kepada guru/dosen/instruktur begitu selesai
dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan
dosen/instruktur.
c. Menjangkau peserta didik
dalam cakupan yang luas (potential to reach aglobal audience).
Dengan fleksibilitas waktu dan
tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan
pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat
serta waktu tidak lagi menjadi hambatan sehingga, siapa saja, di mana saja, dan
kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar juga
dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi
siapa saja yang membutuhkan.
d. Mempermudah
penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content
as well as archivable capabilities).
Fasilitas yang tersedia dalam
teknologi internet dan berbagai perangkat lunak (software) yang terus berkembang turut membantu mempermudah
pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau
pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi
keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu,
penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik
yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian
guru/dosen/instruktur selaku penanggungjawab atau pembina materi pembelajaran
itu sendiri.
e. Lebih mudah mendapatkan
materi atau info
Jika kita menggunakan sistem
pembelajaran berbasis e-learning, kita akan lebih mudah untuk mencari dan
mendapatkan materi atau info. Tinggal ketik apa yang kita cari, tunggu
sebentar, kita langsung dapat materinya.
f. Bisa mendapatkan materi
yang lebih banyak
Kita bisa mendapatkan banyak sekali
materi, tidak hanya dari dalam negeri, bahkan kita bisa mencari materi yang
berasal dari luar negeri yang tentunya akan menambah wawasan bagi kita dan juga
bisa untuk meningkatkan hasil belajar kita.
g. Pembelajaran lebih
efektif dan efisien waktu dan tenaga
Jika ada tugas, kita bisa mencari
bahan yang kita butuhkan dengan cepat. Tidak harus ke sana ke mari untuk
mendapatkan bahan yang kita butuhkan. Tinggal duduk di depan komputer atau
laptop, lalu cari yang kita butuhkan. Setelah itu, susun tugasnya dan selesai.
2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
E-LEARNING
2.4.1 Kelebihan E-Learning
1. Pembelajar dapat belajar
kapan dan dimana saja mereka punya akses internet.
2. Efisiensi waktu dan
biaya perjalanan.
3. Pembelajar dapat memilih
materi pembelajaran sesuai dengan level pengetahuannya.
4. Fleksibilitas untuk
bergabung dalam forum diskusi setiap saat, atau menjumpai teman sekelas dan
pengajar secara remote melalui ruang chatting.
5. Mampu memfasilitasi dan menerapkan
gaya belajar yang berbeda melalui beragam aktivitas.
6. Pengembangan
keterampilan TIK yang mampu mendukung aktivitas lain pembelajar.
7. Keberhasilan
menyelesaikan pembelajaran/perkuliahan online mampu membangun kemampuan belajar
mandiri dan kepercayaan diri pembelajar serta mendorong pembelajar untuk lebih
bertanggung jawab dalam studinya.
8. Mempersingkat waktu
pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis.
9. Mempermudah interaksi
antara peserta didik dengan materi, peserta didik dengan guru maupun sesama
peserta didik.
10. Peserta didik dapat
saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan belajar setiap saat dan
berulang-ulang.
11. Kehadiran guru tidak
mutlak diperlukan.
12. Siswa dapat belajar atau
me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat
bahan ajar tersimpan di komputer.
13. Berubahnya peran siswa
dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
2.4.2 Kekurangan E-Learning
1. Pembelajar yang tidak
termotivasi dan perilaku belajar yang buruk akan terbelakang/tertinggal dalam
pembelajaran.
2. Pembelajar dapat
merasakan terisolasi dan bermasalah dalam interaksi sosial.
3. Pengajar tidak mungkin
selalu dapat menyediakan waktu pada saat dibutuhkan.
4. Koneksi internet yang
lambat dan tidak handal dapat menimbulkan rasa frustasi.
5. Beberapa subjek/mata
kuliah bisa saja sulit direalisasikan dalam bentuk e-learning.
6. Pembelajar harus
menyediakan waktu untuk mempelajari software/aplikasi e-learning sehingga dapat
mengganggu beban belajarnya.
7. Pembelajar yang tidak
familiar dengan struktur dan rutin software akan tertinggal.
8. Untuk sekolah tertentu
terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang mahal untuk
membangun e-learning.
9. Siswa yang tidak
memiliki motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
10. Keterbatasan jumlah
komputer yang dimiliki oleh sekolah akan menghambat pelaksanaan e-learning.
11. Bagi siswa yang gagap
teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan.
12. Berubahnya peran guru
dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut
mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
13. Kurangnya interaksi
antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri sehingga memperlambat
terbentuknya nilai dalam proses belajar dan mengajar.
14. Kurangnya tenaga yang
mengetahui dan memiliki keterampilan internet.
15. Tidak semua tempat
tersedia fasilitas internet.
16. Proses belajar mengajar
cenderung kearah pelatihan daripada pendidikan.
2.5 METODE PENYAMPAIAN
E-LEARNING
Seperti kita lihat di
atas, peralatan teleconference yang mahal itu posisinya ada di infrastruktur
e-Learning (komponen pertama). Meskipun kalaupun tidak ada juga tidak masalah.
Lho kok bisa? Ya karena peralatan teleconference akan mendukung e-Learning yang Synchronous tapi tidak untuk yangAsynchronous.
Jadi metode penyampaian bahan ajar di e-Learning ada dua:
1. Synchrounous e-Learning: Guru dan siswa dalam
kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda. Nah peran teleconference ada di sini. Misalnya saya
mahasiswa di Universitas Ujung Aspal mengikuti kuliah lewat teleconference
dengan professor yang ada di Stanford University. Nah ini disebut dengan Synchronous e-Learning. Yang pasti perlu bandwidth besar dan biaya mahal. Jujur
saja Indonesia belum siap di level ini, dalam sudut pandang kebutuhan maupun
tingginya biaya. Tapi ada yang main hajar saja (tanpa study yang matang)
mengimplementasikan synchronous e-Learning ini. Hasilnya peralatan
teleconference yang sudah terlanjur dibeli mahal hanya digunakan untuk coffee morning,
itupun 6 bulan sekali
2. Asynchronous e-Learning: Guru dan siswa dalam
kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda. Nah disinilah diperlukan peranan sistem (aplikasi)
e-Learning berupa Learning Management System dan content baik berbasis text
atau multimedia. Sistem dan content tersedia dan online dalam 24 jam nonstop di
Internet. Guru dan siswa bisa melakukan proses belajar mengajar dimanapun dan
kapanpun. Tahapan implementasi e-Learning yang umum, Asynchronous e-Learning dimatangkan terlebih
dahulu dan kemudian dikembangkan keSynchronous e-Learning ketika kebutuhan itu
datang.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa
E-learning adalah sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi
informasi dalam proses belajar mengajar. Perbedaan Pembelajaran antara Metode
Tradisional dan Metode E-Learning yaitu pada Metode Tradisional, seorang guru
dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu
pengetahuannya kepada siswa atau mahasiswa.
Sedangkan pembelajaran
pada Metode E-Learning seorang siswa atau mahasiswa dituntut untuk dapat
mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya.
Suasana pembelajaran dengan Metode E-Learning akan ‘memaksa’ pelajar memainkan
peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan
mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
3.2 SARAN
Setelah melakukan
pembahasan penulis ingin memberikan masukan yang berupa saran bahwa penulis
mengharapkan apa yang menjadi makalah dengan tema‘E-LEARNING‘ tidak
hanya menjadi suatu teori saja, namun dapat di praktekkan didalam kehidupan
bermasyarakat sebagai suatu pemahaman bahwa dalam persaingan yang ketat di era globalisasi
seperti saat ini sangat dibutuhkan suatu konsep keterampilan guna mendukung
kehidupan bermasyarakat.
Demikianlah Makalah yang
sederhana ini saya buat untuk memenuhi syarat pembelajaran di mata kuliah
PENGETAHUAN KOMPUTER ini mudah-mudahan dapat diterima dengan baik bagi
pembaca.
Apabila ada kesalahan
dan kekurangan baik isi dan kata-katanya saya mohon maaf, kritik dan
saran juga saya harapkan dari pembaca agar saya bisa membuat yang jauh lebih
baik lagi dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Glossary of e-Learning Terms,
LearnFrame.Com, 2001
Darin E. Hartley, Selling e-Learning,
American Society for Training and Development, 2001
Dublin, L. and Cross, J., Implementing eLearning:
Getting the Most from Your Elearning Investment, the ASTD International
Conference, May 2003.
Michelle Delio, Report: Online Training ‘Boring’,
Wired News.
Romi Satria Wahono, Sistem eLearning Berbasis
Model Motivasi Komunitas, Jurnal Teknodik No. 21/XI/TEKNODIK/AGUSTUS/2007,
Agustus 2007
arlisnayanti.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar